Mejikrits R. Rumewo: Dari Pengabdi Desa ke Jurnalist Binadow.com


Oleh : Redaksi Binadow.com

MEJIKRITS R. RUMEWO tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari ia akan menjadi wartawan. Perjalanannya bukanlah kisah yang dirancang sejak awal untuk berakhir di dunia jurnalistik. Ia tidak bercita-cita menjadi penulis berita atau menyampaikan laporan investigasi. Sebaliknya, ia memilih jalur pengabdian langsung kepada masyarakat. Namun, justru dari pengabdian itu, ia menemukan panggilannya sebagai penjaga kebenaran, menyuarakan suara mereka yang selama ini tidak terdengar, dan mengungkap realitas yang tertutup.

Lahir dan besar di lingkungan desa, Rits—sapaan akrabnya—tumbuh dengan pemahaman mendalam tentang bagaimana masyarakat di tingkat bawah sering kali tidak mendapatkan perhatian yang layak. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Sam Ratulangi, Manado, ia memilih jalur yang tidak banyak diminati lulusan perguruan tinggi: terjun ke dunia kependudukan dan pembangunan desa.

Awal kariernya dimulai sebagai administrator data kependudukan dan pencatatan sipil. Bagi banyak orang, bekerja dengan data bisa jadi membosankan dan mekanis. Namun, bagi Rits, data bukan sekadar angka dan dokumen, melainkan nyawa kebijakan publik. Kesalahan dalam administrasi bisa berarti hilangnya akses masyarakat terhadap hak-hak mereka, dari bantuan sosial hingga layanan kesehatan dan pendidikan. Tetapi, semakin lama ia bekerja dengan data, semakin ia sadar bahwa angka-angka itu tidak cukup untuk memahami kenyataan di lapangan.

Kesadaran itu mendorongnya keluar dari balik meja untuk melihat kehidupan masyarakat secara langsung. Keinginannya untuk lebih dekat dengan realitas membawanya bergabung dalam berbagai program yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dari fasilitator sanitasi berbasis masyarakat hingga koordinator survei konversi minyak tanah ke LPG 3 kg. Dari pengalaman ini, ia memahami bahwa banyak permasalahan masyarakat bukan sekadar akibat kurangnya program pemerintah, tetapi juga bagaimana program-program itu dijalankan.

Titik balik terbesar terjadi ketika ia terlibat dalam pendampingan desa pada tahun 2015. Menjadi pendamping desa bukan sekadar menjadi perantara antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga menjadi saksi bagaimana kebijakan yang baik bisa gagal karena pelaksanaan yang tidak tepat. Rits melihat sendiri bagaimana banyak program yang seharusnya membantu warga justru terhambat oleh birokrasi, bagaimana bantuan yang seharusnya meningkatkan kesejahteraan malah tidak sampai ke tangan yang benar, dan bagaimana suara masyarakat sering kali tak sampai ke meja para pengambil keputusan.

Dari pengalaman itu, ia semakin yakin bahwa masalah utama bukan hanya kebijakan yang kurang efektif, tetapi juga kurangnya transparansi dan akuntabilitas. Banyak keputusan dibuat tanpa partisipasi masyarakat, banyak fakta disembunyikan dari publik. Saat itulah Rits mulai merasa bahwa ada satu hal yang bisa ia lakukan lebih dari sekadar mendampingi desa: menulis.

Awalnya, ia menulis sebagai refleksi pribadi. Ia menuangkan pengalaman dan pemikirannya tentang berbagai kebijakan, tentang harapan dan kekecewaan yang ia lihat dalam kehidupan masyarakat desa. Namun, semakin lama, ia sadar bahwa apa yang ia alami bukanlah sesuatu yang bisa ia simpan sendiri. Masyarakat berhak tahu.

Kesempatan untuk menyuarakan kebenaran secara lebih luas datang ketika ia bergabung dengan Binadow.com. Berbeda dengan media arus utama yang sering kali lebih tertarik pada isu nasional atau politik tingkat tinggi, Binadow.com memberikan ruang bagi isu-isu lokal yang sering terabaikan. Bagi Rits, ini adalah peluang untuk menggunakan suaranya demi perubahan yang lebih besar.

Sebagai wartawan, ia tidak sekadar melaporkan berita. Ia menggunakan pengalaman panjangnya di lapangan untuk menulis dengan perspektif yang lebih tajam dan mendalam. Jika dulu ia harus berdebat dengan pejabat demi memastikan sebuah program berjalan, kini ia bisa menggunakan tulisan-tulisannya untuk membuka mata masyarakat. Ia menyoroti ketimpangan pembangunan, penyalahgunaan anggaran desa, hingga kebijakan yang memperburuk kondisi masyarakat.

Menjadi wartawan bagi Rits bukan sekadar profesi, melainkan lanjutan dari perjalanan panjangnya sebagai pengabdi desa. Jika dulu ia bekerja dalam keterbatasan sistem, kini ia memiliki ruang lebih besar untuk menyuarakan kebenaran. Ia percaya bahwa jurnalisme yang baik bukan hanya soal memberitakan peristiwa, tetapi juga membela kebenaran dan menghadirkan informasi yang benar-benar berdampak bagi masyarakat.

Kini, sebagai bagian dari Binadow.com, Rits terus melanjutkan perjuangannya. Ia tidak lagi hanya menjadi saksi berbagai ketimpangan, tetapi juga menjadi suara bagi mereka yang selama ini tak didengar. Baginya, tidak ada perbedaan antara peran sebagai pendamping desa dan peran sebagai wartawan—keduanya adalah bentuk pengabdian yang sama, hanya dengan cara yang berbeda.

Di tengah arus informasi yang penuh tantangan, Mejikrits R. Rumewo adalah bukti bahwa jurnalisme bukan sekadar melaporkan—tetapi perjuangan untuk kebenaran, keadilan, dan suara rakyat yang terlalu lama diabaikan.

Posting Komentar untuk "Mejikrits R. Rumewo: Dari Pengabdi Desa ke Jurnalist Binadow.com"