Penulis: Ramdan Buhang, SP
Malam itu, Prayoga duduk di sudut kamar sempitnya, di bawah cahaya redup satu-satunya lampu yang masih bisa menyala. Ia menghela napas panjang, memandangi layar ponselnya yang penuh dengan rekaman-rekaman video sederhana. Badannya lelah setelah seharian bekerja menyapu jalanan Jakarta, tangannya masih terasa nyeri karena memegang sapu terlalu lama. Tapi di matanya, ada sorot harapan yang tidak padam. Di balik keringat dan debu yang menempel di tubuhnya, ia menyimpan mimpi besar: mengubah hidupnya dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi adik-adiknya.
Prayoga tidak lahir dalam kemewahan. Hidupnya berubah drastis ketika sang ibu, satu-satunya sosok yang selalu ada untuknya, meninggal dunia pada tahun 2014. Dunia yang semula penuh kasih sayang mendadak terasa begitu sunyi. Ayahnya, yang dulu menjadi tempatnya bersandar, memilih untuk membangun keluarga baru setahun setelah kepergian ibunya. Sejak saat itu, Yoga menyadari bahwa dirinya harus bertahan, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk adik-adiknya.
Menjadi anak sulung di usia yang masih belia adalah beban yang terlalu berat. Tidak ada lagi pelukan ibu yang menenangkan, tidak ada lagi suara lembut yang menyemangatinya setiap pagi. Namun, kesedihan itu tidak membuatnya menyerah. Ia tahu bahwa tanggung jawab ada di pundaknya, dan satu-satunya jalan keluar adalah dengan terus berjuang.
Pada tahun 2018, ia mulai bekerja sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), membersihkan jalanan sejak subuh hingga siang hari. Setiap pagi, ia bangun sebelum matahari terbit, berjalan melewati jalanan kota yang masih lengang, membawa sapu dan harapan yang ia simpan rapat-rapat dalam hatinya. Hari-harinya dipenuhi debu, terik matahari, dan kadang hujan yang membuatnya menggigil dalam seragam oranye lusuhnya.
Tapi ia tidak mengeluh. Baginya, ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi kesempatan untuk bertahan. Setiap lembar rupiah yang ia dapatkan bukan untuk kesenangan pribadi, melainkan untuk memastikan bahwa adik-adiknya tidak merasakan kelaparan seperti yang pernah ia alami.
Mimpi Yoga sederhana: ia hanya ingin hidup yang lebih baik, tempat tinggal yang lebih layak, dan kesempatan untuk meraih sesuatu lebih besar dari sekadar bertahan hidup. Suatu hari, di sela waktu istirahatnya, ia melihat bagaimana orang-orang bisa mendapatkan penghasilan dari media sosial. Dengan ponsel lawas yang sering mati-matian ia pertahankan, ia mulai merekam video sederhana tentang makanan dan gaya hidup di akun Instagram @mprayoga1998.
Perjalanan menjadi content creator bukanlah jalan yang mudah. Banyak yang meremehkannya, menganggapnya hanya membuang waktu. Namun, ia tetap bertahan, mengunggah konten di tengah lelahnya bekerja. Saat malam tiba dan tubuhnya terasa remuk, ia tetap meluangkan waktu untuk belajar, mengedit video, dan mencari ide baru. Rasa kantuk dan lelah menjadi bagian dari perjalanannya yang ia terima dengan lapang dada.
Setelah bertahun-tahun berjuang, akhirnya titik terang itu datang. Akunnya mulai dikenal, orang-orang mulai menghargai usahanya. Satu per satu brand mulai meliriknya, membuka peluang kerja sama yang membuat hidupnya sedikit lebih mudah. Dengan penghasilannya, ia tidak hanya bisa membantu keluarganya, tetapi juga membeli sesuatu yang dulu hanya bisa ia impikan: sebuah iPhone untuk membuat konten lebih berkualitas.
Namun, yang paling berharga bagi Yoga bukanlah materi. Yang paling berarti adalah ketika ia bisa melihat adik-adiknya tersenyum tanpa rasa khawatir, ketika ia bisa makan tanpa harus menghitung setiap rupiah yang tersisa di dompetnya. Setiap kali ia mengingat perjalanan yang telah ia tempuh, ia tahu bahwa semua air mata dan kelelahan itu tidak sia-sia.
Kisah Prayoga bukan hanya tentang kesuksesan, tetapi juga tentang ketahanan, pengorbanan, dan cinta yang tak terbatas untuk keluarga. Ia mengajarkan kita bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan baru. Tidak semua orang terlahir dengan keberuntungan, tetapi setiap orang memiliki kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Bagi siapa pun yang tengah berjuang, kisah Prayoga adalah pengingat bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah bagian dari perjalanan besar menuju impian kita. Tidak peduli seberapa berat hidup ini, selama ada tekad dan usaha, jalan keluar selalu ada.
Air mata yang kita teteskan hari ini akan menjadi bukti bahwa kita pernah berjuang. Dan suatu hari nanti, kita akan melihat ke belakang dengan bangga, menyadari bahwa kita telah melewati semua itu dengan keberanian yang tak tergoyahkan. ***
Posting Komentar untuk "Sukses Meniti Karier Digital: Kisah Prayoga, Content Creator dari Jalanan Jakarta"