Linsey Zuloaga, Kepala Ilmuwan Data HireVue, menyoroti potensi AI untuk mempercepat proses perekrutan dengan mengotomatisasi tugas-tugas berulang dan meningkatkan komunikasi dengan kandidat.
Survei ini juga menunjukkan bahwa 64% kandidat merasa AI sama adilnya atau lebih adil daripada perekrut manusia, dengan 49% percaya AI dapat mengatasi bias dalam perekrutan. Meskipun demikian, 75% kandidat menolak keputusan akhir perekrutan dilakukan oleh AI. Zuloaga menekankan pentingnya transparansi, menyarankan departemen HR untuk menjelaskan secara jelas bagaimana AI digunakan dalam proses perekrutan guna membangun kepercayaan.
Rich Bye dari Workday mencatat bahwa sikap terhadap AI membaik seiring dengan munculnya manfaatnya, seperti peningkatan efisiensi dan keandalan dalam penyaringan kandidat.
Namun, survei ini juga menemukan bahwa 42% profesional HR menunggu pedoman korporat mengenai AI generatif, dan 33% telah menerapkan AI tanpa persetujuan formal. Zuloaga menyarankan para pemimpin HR untuk memastikan alat AI yang potensial mematuhi standar etika dan regulasi sebelum diterapkan.
Penulis: Ramdan Buhang
Posting Komentar untuk "AI Mengungguli Manusia: Revolusi Baru dalam Proses Perekrutan"