BOROKO - Pemerhati sosial dan politik Bolaang Mongondow Utara, Boby Masuara, dengan lantang mengecam tindakan 10 anggota DPRD Bolmut yang mangkir dari Rapat Paripurna Penyampaian Ranperda Perubahan APBD. Menurutnya, ketidakhadiran para wakil rakyat tersebut bukan hanya sekadar pelanggaran etika legislatif, melainkan juga bentuk nyata pengkhianatan terhadap kepercayaan masyarakat yang telah memilih mereka.
"Ini bukan sekadar absen dari rapat. Ini adalah bentuk pembangkangan terhadap tugas yang diamanahkan oleh rakyat. Ketidakhadiran mereka mengindikasikan ada agenda pribadi atau kelompok yang lebih diutamakan dibandingkan kepentingan publik," tegas Boby Masuara.
Masuara menambahkan, absennya 10 anggota dewan dari Fraksi Gabungan yang terdiri dari Partai Golkar, Perindo, Demokrat, dan PAN mencerminkan lemahnya komitmen mereka terhadap tanggung jawab legislatif. "APBD Perubahan ini menyangkut hajat hidup masyarakat Bolmut, dari pelayanan kesehatan hingga pendidikan. Ketika para wakil rakyat absen, berarti mereka mengabaikan kepentingan rakyat yang lebih luas," ujarnya dengan nada tajam.
Ia pun menduga ada motif politik di balik aksi mangkir ini. "Tidak menutup kemungkinan ada permainan politik di balik layar yang memanfaatkan momentum krusial ini. Kepentingan siapa yang mereka wakili? Apakah ini upaya untuk melemahkan pemerintahan atau hanya kalkulasi politik jangka pendek?" tanyanya retoris.
Boby juga menekankan bahwa tindakan seperti ini merusak citra DPRD secara keseluruhan. "Masyarakat akan semakin kehilangan kepercayaan terhadap institusi legislatif jika tindakan-tindakan tidak bertanggung jawab seperti ini terus dibiarkan. Mereka yang duduk di kursi dewan seharusnya menjadi pelindung aspirasi rakyat, bukan malah mempermainkannya," pungkasnya.
Penulis: Ramdan Buhang
Posting Komentar untuk "Boby Masuara: Tak Hadirnya 10 Aleg Bolmut Bentuk Pengkhianatan terhadap Rakyat"