Cerita Kades Sidupa yang Diomeli Salah satu Kandidat Bupati Bolmut

 


BOROKO
- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) tahun 2024 semakin memanas. Di tengah suasana politik yang kian sengit, muncul kisah mengejutkan dari Exporius marthin, Kepala Desa Sidupa Kecamatan Pinogaluman, yang mengaku diomeli oleh salah satu kandidat Bupati Bolmut, Asripan Nani, di depan ATM Bank SulutGo Desa Boroko, Kecamatan Kaidipang.

Menurut pengakuan Exporius, insiden itu bermula dari tuduhan yang diarahkan kepadanya, di mana ia disebut-sebut telah melakukan intimidasi terhadap warganya agar mendukung salah satu pasangan calon dalam Pilkada mendatang. Tuduhan ini didasarkan pada pengakuan salah seorang warga Sidupa yang merasa diancam akan dicoret dari daftar penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) jika tidak mengikuti arahan kepala desa.

Exporius sendiri membantah keras tudingan tersebut. "Saya bekerja sesuai dengan prosedur, dan tidak pernah ada tekanan kepada warga, apalagi terkait dukungan politik," tegasnya saat diwawancarai di kediamannya, Sabtu (28/09/2024).

Namun, konflik ini memuncak pada Jumat (27/09/2024) ketika Exporius pergi untuk menarik uang di ATM. Saat hendak keluar dari bilik ATM, ia berpapasan dengan Asripan Nani yang tiba-tiba menyapanya. "Beliau bertanya, 'Sangadi Sidupa, kan?' Saya jawab iya, dan dia meminta saya menunggunya di luar karena ingin bicara," jelas Ekplorius.

Awalnya, Exporius tidak menaruh curiga, bahkan ia mengira pertemuan tersebut akan berjalan santai seperti pertemuan antara tokoh pemerintahan biasanya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Ketika Asripan keluar dari ATM, suasana berubah panas. "Dengan nada tinggi, beliau membentak saya, menuduh saya mengintimidasi warga untuk mendukung salah satu kandidat. Beliau juga bilang, ‘Emangnya kandidat yang bapak dukung bisa menang? Kita lihat saja nanti!’” kata Exporius menirukan ucapan sang kandidat.

Exporius mengaku terkejut dengan sikap Asripan yang meledak-ledak tanpa memberi kesempatan untuk menjelaskan. "Saya tidak menyangka beliau akan bereaksi seperti itu. Saya merasa dihina dan difitnah di depan umum tanpa bukti jelas," tambahnya.

Kejadian ini menambah daftar panjang ketegangan di akar rumput selama proses Pilkada. Isu dugaan intimidasi dari kepala desa yang dianggap condong ke salah satu pasangan calon tidak hanya mengusik suasana politik lokal, tetapi juga memicu kekhawatiran akan potensi konflik jika isu tersebut terus dibiarkan tanpa klarifikasi yang memadai.

Menanggapi insiden tersebut, Ketua LP-K-P-K Bolmut, Fadli Alamri, menyebutkan bahwa konflik seperti ini seringkali menjadi bumbu dalam proses politik di daerah yang belum terbiasa dengan demokrasi yang matang. 

"Kita harus ingat, Pilkada adalah pesta demokrasi, bukan ajang untuk saling menjatuhkan dengan tuduhan yang belum tentu benar. Kejadian seperti ini seharusnya menjadi pelajaran agar semua pihak, terutama kandidat Bupati agar menjaga sikap dan etika politiknya," ujar Fadli.

Sementara itu, tim pemenangan Asripan Nani belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini. Namun, di kalangan masyarakat, peristiwa ini menjadi pembicaraan hangat. Beberapa warga menyatakan simpati kepada Exporius, sementara warga Sidupa merasa tuduhan terhadap kepala desa tersebut tidak memiliki dasar.

Dalam suasana Pilkada yang makin sengit, Exporius berharap isu ini tidak semakin meruncing. 

"Saya harap masyarakat tidak terprovokasi. Biarlah Pilkada berjalan dengan damai dan demokratis. Saya tidak ada niat buruk, hanya menjalankan tugas sebagai pemerintah desa," ujarnya menutup pernyataan.

Penulis: Ramdan Buhang


Posting Komentar untuk "Cerita Kades Sidupa yang Diomeli Salah satu Kandidat Bupati Bolmut"