Pemuda, Lentera Perubahan dan Penjaga Harapan Boltim

Opini & Analisis793 Dilihat

Bagian I – Pemuda sebagai Agen Perubahan di Boltim
Oleh: Ali Karsono (Ketua seni dan keterampilan KAHMI Boltim)

Dalam setiap zaman, selalu ada generasi yang datang membawa cahaya baru. Di Bolaang Mongondow Timur, generasi itu adalah pemuda—anak-anak muda yang tak hanya tumbuh dengan semangat, tetapi juga berpikir dan bergerak dengan visi. Mereka bukan sekadar pelengkap pembangunan, melainkan penggerak utama arah perubahan.

Visi “Bangkit, Bekerja, Membangun Desa Menuju Boltim Sejahtera dan Berkelanjutan” yang kini dikibarkan oleh Bupati Oskar Manoppo dan Wakil Bupati Argo V. Sumaiku bukanlah sekadar slogan kosong. Ia menuntut partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat, terutama generasi muda yang hari ini hidup dalam pusaran digital dan dinamika zaman yang terus berubah.

Pemuda hari ini tak hanya harus cerdas di ruang akademik, tetapi juga tangkas dalam merespons realitas sosial dan ekonomi. Di luar urusan pendidikan formal, mereka memiliki peran strategis untuk mendorong pengembangan UMKM lokal. Dengan platform digital di genggaman, mereka bisa menjadi ujung tombak pemasaran produk-produk desa yang selama ini tersembunyi dalam batas wilayah geografis.

Ambillah Mooat sebagai contoh. Daerah ini dikenal dengan hasil pertaniannya—sayur, wortel, kentang, dan bawang. Namun kekayaan ini belum sepenuhnya dikemas dengan sentuhan inovatif. Bayangkan jika ada rumah promosi digital yang dikelola langsung oleh para pemuda setempat. Bukan hanya produk yang dijual, tapi juga cerita dan identitas lokal yang ikut bergerak ke pasar yang lebih luas.

Di Tanjung Kotabunan, potensi ekonomi kreatif yang berbasis kepariwisataan bisa menjadi ruang aktualisasi pemuda. Kegiatan yang melibatkan kreativitas—mulai dari kerajinan tangan, kuliner khas, hingga event lokal—bisa diarahkan untuk membangun ekosistem wisata yang bernilai tambah. Sementara di Nuangan, ide sederhana seperti produksi es balok skala kecil untuk kebutuhan nelayan dan pedagang bisa menjelma jadi usaha kolektif pemuda jika digarap serius.

Baca Juga  Warga Desa Iyok Diterkam Buaya Saat Buang Hajat di Muara Sungai

Namun kontribusi pemuda tak berhenti pada sektor ekonomi saja. Mereka juga bisa menjadi pelopor pembangunan berbasis teknologi—smart city versi desa. Mulai dari pelayanan publik berbasis aplikasi, sistem informasi kependudukan digital, hingga transparansi anggaran desa yang bisa diakses publik. Semua ini mungkin, jika pemuda diberi ruang dan kepercayaan.

Kami, generasi milenial dan Gen-Z, bukan penonton pasif dalam pembangunan. Kami mendukung sepenuhnya visi Bupati dan Wakil Bupati. Bahkan, kami ingin menjadi bagian dari proses penyusunan dokumen penting seperti RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), karena di dalamnya tersimpan arah pembangunan Boltim selama lima tahun ke depan. Di sana harus ada suara kami, ide kami, dan semangat kami.

Kami tak hanya mengawal dari luar. Kami ingin terlibat, berkontribusi, dan memastikan bahwa RPJMD ini bukan sekadar dokumen birokrasi, tapi lembaran visi yang hidup dan bergerak bersama rakyatnya.

Pemuda adalah lentera. Ia mungkin kecil, tapi mampu menerangi jalan panjang pembangunan jika terus dijaga nyalanya.

Bagian II – Mengawal Proses RPJMD 5 Tahun ke Depan
Oleh: Anjas Ambarak (Ketua Milenial OPPO-ARGO)

Dalam rentang lima tahun ke depan, dokumen RPJMD bukan sekadar rencana kerja pemerintahan—ia adalah arah masa depan Bolaang Mongondow Timur. Di ruang-ruang perumusan itulah, kami—generasi milenial—menyatakan komitmen penuh untuk mendukung dan mengawal visi-misi Bupati Oskar Manoppo dan Wakil Bupati Argo V. Sumaiku agar benar-benar tertuang dalam naskah kebijakan yang hidup dan berpihak pada rakyat.

Kami bukan sekadar generasi penonton. Kami hadir dengan kesadaran strategis dan tanggung jawab etis untuk memastikan bahwa proses penyusunan hingga implementasi RPJMD berjalan selaras dengan kebutuhan zaman dan aspirasi masyarakat.

Kami percaya, ide-ide segar dan gagasan besar anak muda mampu memberi warna dan arah baru dalam peta pembangunan daerah. Maka biarlah semangat dan pikiran-pikiran kami turut mengalir dalam setiap paragraf RPJMD lima tahun ke depan—sebagai tanda bahwa generasi ini tidak hanya mewarisi masa lalu, tapi juga bertanggung jawab atas masa depan.

Komentar