Koperasi Merah Putih: Jalan Baru untuk Membangun Kemandirian Desa

Opini & Analisis874 Dilihat

Oleh: Rifandi Mamonto (Toko Masyarakat Desa Togid)

Di tengah gelombang perubahan zaman, saya percaya bahwa kekuatan sebuah bangsa sejatinya bertumpu pada kekuatan desa-desa yang menopangnya. Ketika desa bergerak, Indonesia bergerak. Ketika desa berdaya, Indonesia berjaya.

Karena itu, saat mendengar kebijakan Presiden Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, saya merasa ada harapan baru yang nyata. Ini bukan sekadar program rutin, ini adalah panggilan untuk membangun kembali kemandirian ekonomi dari akar rumput—dari desa, untuk bangsa.

Di Desa Togid, tempat saya lahir dan tumbuh, semangat gotong royong bukanlah cerita masa lalu. Ia masih hidup dalam denyut nadi masyarakatnya. Maka kehadiran Koperasi Merah Putih ini, saya yakini, akan menjadi jembatan untuk menyatukan kembali semangat itu dalam bentuk yang lebih konkret: ekonomi kerakyatan.

Koperasi bukan hanya soal berkumpul dan menyimpan uang bersama. Ia adalah ruang belajar kolektif tentang kemandirian, tentang kepercayaan, tentang membangun usaha bersama tanpa bergantung pada pihak luar. Inilah mengapa saya memandang inisiatif ini sangat strategis untuk desa-desa di Boltim, khususnya Desa Togid.

Penerbitan Surat Edaran Menteri Desa Nomor 5 Tahun 2025, yang menjadi petunjuk teknis program ini, menegaskan satu hal: pemerintah pusat serius. Ini bukan angan-angan yang berakhir di meja rapat. Ini adalah undangan terbuka untuk kita semua, warga desa, untuk mengambil peran dalam perubahan yang sedang digagas.

Saya mengajak seluruh masyarakat Desa Togid—dari para petani, nelayan, pelaku UMKM, hingga generasi mudanya—untuk tidak sekadar menjadi penonton. Kita harus aktif terlibat dalam proses pembentukan, pengelolaan, dan pengembangan koperasi ini. Ini rumah kita bersama. Jika dikelola dengan sungguh-sungguh, koperasi ini bisa menjadi motor penggerak utama untuk memperkuat ekonomi keluarga, memperluas lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan kita pada pihak luar.

Baca Juga  Pemuda, Lentera Perubahan dan Penjaga Harapan Boltim

Dalam konteks Bolaang Mongondow Timur, koperasi ini harus lebih dari sekadar formalitas. Ia harus tumbuh menjadi institusi produktif yang hidup, bernapas, dan berkontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat desa.

Saya percaya, dengan semangat gotong royong dan tekad untuk mandiri, Koperasi Merah Putih di Desa Togid bisa menjadi simbol baru: bahwa desa bukan hanya objek pembangunan, melainkan subjek yang memimpin perubahan.

Mari kita bangun ekonomi dari desa, mari kita kuatkan Indonesia dari akar-akarnya.


 

Komentar