BOROKO, BINADOW.COM — SMP Negeri Satap 15 Bolaang Mongondow Utara menjadi salah satu sekolah yang akan bersaing dalam Lomba Sekolah Adiwiyata 2025. Ajang ini digelar untuk mendorong sekolah mengintegrasikan nilai peduli lingkungan dalam seluruh aktivitas pendidikan.
Program Adiwiyata merupakan inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Kementerian Pendidikan. Fokusnya pada pengelolaan lingkungan sekolah, penerapan kurikulum berbasis lingkungan, serta keterlibatan aktif seluruh warga sekolah.
Kepala SMP Negeri Satap 15 Bolmut, Ervina Latip, S.Pd, menyebut partisipasi sekolahnya sebagai peluang berharga.
“Keikutsertaan kami dalam Lomba Sekolah Adiwiyata menjadi momentum penting untuk membangun budaya sekolah yang berwawasan lingkungan. Kami berharap hal ini mampu menumbuhkan kesadaran siswa untuk mencintai dan menjaga lingkungan sejak dini,” ujarnya kepada media ini, Kamis (2/10/2025)

Dukungan juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bolmut, Fadly T. Usup, S.E., M.M. Menurutnya, pendidikan lingkungan adalah bagian dari pembentukan karakter.
“Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga wadah pembentukan karakter. Melalui program Adiwiyata, kami berharap siswa mampu tumbuh dengan kesadaran menjaga lingkungan hidup dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bolmut, Adler TH. Manginsoa, S.ST., M.Si, menekankan perlunya kolaborasi semua pihak.
“Kerja sama sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan. Adiwiyata tidak sekadar lomba, tetapi gerakan bersama untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Keikutsertaan SMP Negeri Satap 15 Bolmut diharapkan bukan hanya meningkatkan kualitas lingkungan sekolah, melainkan juga menjadi teladan bagi sekolah lain di daerah dalam mengembangkan pendidikan berwawasan lingkungan.
Penulis: Ramdan Buhang

Meniti karier sebagai Jurnalis sejak 2010, berkomitmen pada dunia jurnalistik. Merekam jejak, mengungkap fakta, dan menyajikan cerita dengan perspektif berbeda.
Komentar