BOROKO, BINADOW.COM – Para pendidik dari Bolaang Mongondow Utara kembali mencuri perhatian dalam ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025 di Manado. Mereka hadir bukan sekadar melengkapi daftar peserta, tetapi memboyong tiga gelar penting pada kategori yang berkaitan langsung dengan kerja transformasi pembelajaran.
Ajang yang digelar Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Sulawesi Utara itu berlangsung Rabu–Jumat, (5–7/11/2025), di Hotel Novotel Manado, dan ditutup melalui Malam Penganugerahan Minggu, (9/11/2025), di Hotel Tateli Beach Resort. Sembilan peserta Boltara tampil setelah melalui seleksi tingkat kabupaten, membawa gagasan yang lahir dari pengalaman mengajar sehari-hari di kelas.
Tahapan penilaian berlangsung berlapis. Para peserta diminta menyajikan video inovasi, memaparkan karya, lalu menjalani dialog mendalam bersama dewan juri provinsi. Dari proses tersebut, Boltara meraih tiga capaian: gelar Terbaik I GTK Kepala Sekolah TK Transformatif, Terbaik III GTK Pelopor Komunitas Belajar Kategori SD/SMP, serta Terbaik III GTK Transformatif Kategori Guru SMA. Tiga gelar ini memperlihatkan rentang kontribusi yang merata mulai dari tata kelola sekolah hingga gerakan belajar kolaboratif di tingkat kelas.
Salah satu penerima penghargaan, Since Ibrahim, S.Pd, guru SD Negeri 03 Pinogaluman, mengaku sempat tertegun saat namanya disebut. “Saya tidak menduga akan sampai di titik ini. Di kategori tersebut, saya bersaing dengan guru-guru yang punya jam terbang tinggi di kegiatan serupa. Tapi kolaborasi memberi ruang besar bagi siapa pun,” ujarnya kepada media ini.

Ia menambahkan, gagasan yang dibawanya berangkat dari obrolan, saling belajar, dan pertemuan sederhana antar guru. “Kemenangan ini terasa seperti tanda bahwa ruang belajar bisa tumbuh dari mana saja. Piala itu hanya benda. Yang menggerakkan perubahan adalah kerja bersama,” katanya.

Ajang Apresiasi GTK menjadi ruang bertemunya praktik baik dari berbagai konteks sekolah, mulai dari wilayah yang dekat dengan pusat hingga daerah yang jauh dari keramaian. Ide-ide yang dibawa para peserta tidak lahir dari konsep yang mengawang, tetapi dari kelas yang terus berubah bersama murid-murid di dalamnya. (*)

Meniti karier sebagai Jurnalis sejak 2010, berkomitmen pada dunia jurnalistik. Merekam jejak, mengungkap fakta, dan menyajikan cerita dengan perspektif berbeda.







Komentar