BOROKO, BINADOW.COM – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Boltara) terus menunjukkan komitmen serius dalam menurunkan angka stunting. Hal itu terlihat dari dua momentum berbeda pada Selasa, (16/9/2025), ketika Wakil Bupati Moh. Aditya Pontoh, S.IP memimpin rapat evaluasi Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) di kantor Dinas PPKBPPPA, serta menyampaikan statemen penting dalam sebuah acara resepsi pernikahan di Desa Sonuo.
Dalam rapat evaluasi, Aditya yang juga Ketua TP3S Boltara mengapresiasi peran perangkat daerah, tenaga kesehatan, pemerintah desa, kader pembangunan manusia, hingga mitra kerja. Menurutnya, kerja kolaboratif semua pihak telah menghadirkan langkah nyata dalam memperkuat data stunting, menyusun basis keluarga berisiko, dan melakukan intervensi lapangan. Ia menegaskan sinkronisasi data antar-organisasi perangkat daerah adalah kunci agar prevalensi stunting dapat terukur dengan jelas dan menjadi dasar kebijakan yang tepat sasaran.
“Dengan data yang benar, program intervensi lebih efektif menyasar kelompok yang benar-benar membutuhkan,” ujar Aditya.
Masih di hari yang sama, Aditya juga menyampaikan pesan penting di hadapan masyarakat saat memberikan sambutan pemerintah pada resepsi pernikahan di Desa Sonuo. Dalam kesempatan itu, ia secara terbuka meminta masukan dari Wakil Bupati periode 2018–2023, Drs. Hi. Amin Lasena, terkait strategi penanganan stunting. Menurutnya, pengalaman pemerintahan sebelumnya patut dijadikan rujukan karena Boltara pernah mencatat prestasi membanggakan sebagai daerah terbaik di Sulawesi Utara dalam penanganan stunting.
“Saya ingin mendengar masukan dari Pak Amin Lasena soal penanganan stunting di Boltara. Tahun 2022–2023, kita pernah menjadi juara dan terbaik di Sulut. Pengalaman itu tentu sangat berharga,” kata Aditya.
Keberhasilan yang dimaksud merujuk pada prestasi Pemda Boltara yang pada 2021 berhasil meraih peringkat pertama dalam penilaian kinerja 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting tingkat Provinsi Sulut. Setahun kemudian, Boltara kembali menorehkan prestasi sebagai terbaik kedua dalam evaluasi TPPS tingkat provinsi. Capaian tersebut lahir dari komitmen kuat dan sinergi lintas sektor, mulai dari organisasi perangkat daerah, tenaga kesehatan, puskesmas, hingga pemerintah desa. Prestasi itu sekaligus menegaskan posisi Boltara sebagai salah satu daerah rujukan di Sulawesi Utara dalam program percepatan penurunan stunting.
Menanggapi permintaan Aditya, Amin Lasena menyampaikan bahwa keberhasilan masa lalu harus menjadi bekal untuk melangkah lebih maju. Ia menilai kunci keberhasilan bukan hanya pada kebijakan yang disusun, tetapi juga konsistensi pelaksanaan di lapangan.
“Pengalaman yang kita raih dulu tidak boleh berhenti sebagai catatan sejarah. Yang penting adalah bagaimana kita menjaga konsistensi, memperkuat kerja sama lintas sektor, dan selalu dekat dengan masyarakat,” ujar Amin kepada media ini.
Ia menambahkan, penghargaan yang pernah diterima Boltara hanyalah bonus dari kerja keras semua pihak. Menurutnya, yang lebih penting adalah memastikan hasil nyata di masyarakat.
“Jangan hanya puas dengan predikat terbaik. Yang lebih penting adalah anak-anak Boltara tumbuh sehat dan kuat,” katanya.
Penulis: Ramdan Buhang

Meniti karier sebagai Jurnalis sejak 2010, berkomitmen pada dunia jurnalistik. Merekam jejak, mengungkap fakta, dan menyajikan cerita dengan perspektif berbeda.
Komentar